• Beranda
  • Twitter
  • Pesbuk
  • Sosbud
  • Polhuk
  • Sastra
  • Kesehatan
  • Hiburan
  • Asal Mula
  • PKn
  • SKI
  • Biologi
  • Fisika
  • Sakit itu....

    Sakit adalah bagian dari musibah yang telah Allah ukur kadarnya; tuk dihadiahkan pada hamba-hamba terpilih yang mampu menanggungnya. Sakit, sebagaimana tiap ujian, bukan menguji kemampuan sebab telah ditakar sesuai daya tahan. Ia menguji kemauan kita memberi makna. Maka dia yang mampu memberi makna terbaik bagi sakit, Allah angkat kemuliaannya & membuat malaikat yang selalu sehat itu tertakjub. Sungguh mempesona para insan yang dengan gagah memaknai sakit & musibahnya: “Tugas kita meng-HADAP-i, biar Allah yang meng-ATAS-i!

    Sakit adalah jalan kenabian Ayyub 'AS yang menyejarah. Kesabarannya diabadikan jadi teladan semesta. Hari ini kita bercermin padanya. Sakit orang mulia bersebab kemuliaan; Asy Syafi’i wasir sebab banyak duduk menelaah ilmu, Malik lumpuh tangannya dizhalimi penguasa. Rasulullah pun sakit oleh racun paha kambing di Khaibar yang menyelusup segigit pertama melalui celah gigi yang patah di perang Uhud. Tetapi bahkan mereka yang penyebab sakit-nya tak semenakjubkan para luhur itu, tetap punya peluang mulia dengan memaknainya.

    Sakit itu dzikruLLah. Mereka yang menderitanya akan lebih sering dan syahdu menyebut asma Allah dibanding ketika dalam sehatnya.

    Sakit itu istighfar. Mereka yang sedang disapanya lebih mudah teringat dosa-dosa lama, mengakuinya, & bertaubat mohon ampunanNya.

    Sakit itu Tauhid. Mereka yang parah dicengkamnya pasti dituntun tuk ber-kalimat thayyibat, mengesakanNya dalam lisan dan rasa.

    Sakit itu Muhasabah. Dia yang sakit punya lebih banyak waktu tuk merenungi diri dalam sepi, menghitung-hitung bekal kembali.

    Sakit itu Jihad. Dia yang sakit tak boleh menyerah kalah; tersunnah untuk terus berikhtiar, berjuang bagi kesembuhan & pemulihannya.

    Sakit itu ilmu. Dalam menjalani pemeriksaan, konsultasi ke dokter, dirawat, dan berobat bertambahlah pengetahuan tentang tubuhnya.

    Sakit itu Nasehat. Yang sakit ingatkan si sehat tuk jaga diri. Yang sehat hibur si penderita agar bersabar. Allah cinta keduanya.

    Sakit itu silaturrahim. Yang jarang datang di saat si bersangkutan sehat wal afiat, tiba-tiba menjenguk dengan senyum & rindu mesra.

    Sakit itu perekat ukhuwah. Kawan lama nan tak bersua bertahun lamanya, tiba-tiba berjumpa di waktu membezuk kolega lainnya.

    Sakit itu belajar. Berbaring setengah duduk memungkinkan tekun mencerap ilmu tekun lewat buku, kalimat terucap, maupun gambar gerak.

    Sakit itu membaca, menulis, berkarya. Gurunda @h_elshirazy menggoreskan 'Ayat-ayat Cinta' saat terbaring patah kaki karena kecelakaan.

    Sakit itu dijamin cinta Allah dalam sabarnya; sabar tetap ibadat, sabar tak bermaksiat, sabar tahan derita, sabar menunda pencapaian.

    Sakit itu gugur dosa. Barang haram terselip tubuh dilarutkan di dunia, anggota badan nan mungkin berdosa dinyerikan dan dicuciNya.

    Sakit itu mustajab doanya. Sampai-sampai Imam As Suyuthi berkeliling kota mencari orang sakit lalu minta didoakan oleh mereka.

    Sakit itu salah satu keadaan yang menyusahkan syaithan; diajak maksiat tak mampu-tak mau; dosa lalu malah disesali, kemudian diampuni.

    Sakit itu membuat kita sedikit tertawa & banyak menangis; suatu perilaku keinsyafan yang disukai Nabi & makhluq-makhluq langit.

    Sakit itu meningkatkan kualitas ibadah; ruku’-sujud lebih khusyu’, tasbih-istighfar lebih sering, tahiyat-doa jadi lebih lama.

    Sakit itu memperbaiki akhlaq; kesombongan terkikis, sifat tamak dipaksa tunduk, pribadi dibiasakan untuk santun, lembut & tawadhu’.

    Sakit membuat kita lebih serius mengingat & mempersiapkan kematian. Dia yang merasa dekat pada maut menghargai waktunya dengan baik.

    Sakit itu pengingat berharganya nikmat sehat. Kita sering merasa bahwa ia hak karena lazimnya; padahal nikmat menuntut syukur padaNya.

    Semoga Allah tolong kita tuk menjadi hamba yang penuh syukur & sabar di segala keadaan; sehat maupun sakit, lapang maupun sempit.
    *************************

    oleh: Ustadz Salim A.Fillah



    0 comments

    Posting Komentar