• Beranda
  • Twitter
  • Pesbuk
  • Sosbud
  • Polhuk
  • Sastra
  • Kesehatan
  • Hiburan
  • Asal Mula
  • PKn
  • SKI
  • Biologi
  • Fisika
  • Julaibib

    "Ada seorang sahabat Nabi,.." tutur Anas bin Malik. "Wajahnya kurang bagus, ia bernama Julaibib. Rasulullah menawarkan pernikahan untuknya, lantas ia berkata, "Kalau begitu saya orang yang tidak laku?". Rasulullah menjawab: "Engkau di sisi Allah orang yang laku." (HR. Ya'la)

    Julaibib, yang meskipun disebut berwajah kurang bagus, hatinya sungguh mulia. "Nikahkanlah putrimu.. Namun bukan untukku," Kata Nabi kepada salah seorang dari Anshar.
    Sahabat Anshar itu bertanya, "Untuk siapakah?"
    "Untuk Julaibib.", jawab Rasulullah.
    Ia berkata, "Saya akan meminta ibunya untuk memaksanya."

    Dari jawaban orang Anshar itu, betapa tersirat sosok Julaibib yang sangat tidak menarik secara fisik. Hingga ia akan suruh istri untuk memaksa anaknya agar mau dinikahkan Rasulullah dengan Julaibib. Sedangkan putri sahabat Anshar itu adalah gadis yang sangat cantik nan solehah, idaman para pemuda.

    "Rasulullah meminang putrimu!" Kata sahabat Anshar itu kepada istrinya.
    Sang istri menjawab, "Ya, sebaik-baik pandangan adalah menjadi istri Rasulullah."
    "Rasulullah tidak meminang putri kita untuk dirinya sendiri, istriku. Tapi untuk Julaibib."
    "Aduh, apakah Julaibib itu anak beliau?" begitu kata istrinya sampai diulang dua kali. "Tidak, demi Allah! Saya tidak menikahkannya dengan Julaibib."

    Sang ayah berdiri hendak temui Rasulullah dan menyampaikan jawaban istrinya. Tetiba putrinya bertanya dari balik hijab, "Siapakah yang meminangku kepada kalian berdua?" Ibunya menjawab, "Rasulullah."
    "Kalian menolak perintah Nabi?" tanya sang Gadis. Kedua orangtuanya terdiam, lantas ia baca surah Al-Ahzab ayat 36.
    "Maka antarkanlah aku kepada Nabi, sebab ia tidak akan menyia-nyiakan diriku." Lanjut sang Gadis.

    Singkat kisah, Nabi pun menikahkan sang gadis cantik itu dengan Julaibib. Kemudian Nabi berdoa, "Ya Allah, tuangkanlah kebaikan padanya dengan sepenuh kebaikan. Jangan jadikan hidupnya susah."

    Sungguh tak pernah akan ada yang sia-sia dengan teladan dan perintah Nabi bagi umatnya. Sang gadis menaati Rasulullah sedemikian rupa, hingga rela dinikahkan dengan orang yang karena wajahnya yang kurang bagus membuat yang lain malu untuk berteman dengannya. Julaibib dan istri, pasangan soleh-solehah ini nantinya kemudian jadi orang yang paling banyak harta dan infaqnya.

    Hingga kemudian, setelah Nabi dan para sahabatnya menangi perang, Nabi bertanya kepada para sahabat,  "Apakah kalian kehilangan seseorang?"
    Mereka kemudian menyebut beberapa nama sahabat.
    Kemudian beliau bertanya lagi, "Apakah kalian kehilangan seseorang selain itu?"
    Mereka menjawab, "Tidak, ya Rasulullah."
    Nabi berkata, "Saya kehilangan Julaibib. Carilah ia!"

    Para sahabat lantas mencarinya, dan menemukannya di samping tujuh orang mayat musuh. Nabi kemudian berdiri di sebelahnya dan berkata, "Ia (Julaibib) membunuh tujuh orang kemudian mereka membunuhnya. Ini dariku dan aku darinya. Ini dariku, dan aku darinya." Lalu beliau meletakkannya di atas pundaknya dan hanya beliau yang membawanya. Lalu beliau menggali kuburan untuknya dan meletakkan jenazah Julaibib dengan tangannya sendiri. (HR.Muslim)

    Itulah Julaibib, semoga Allah mencintai beliau. Ia bukan orang penting, bahkan sama sekali dianggap tidak penting bagi yang lain. Kedatangannya tidak pernah disambut, hilangnya ia tidak ada yang tahu. Julaibib, walaupun wajahnya tidak menarik, hatinya sungguh baik, hingga Rasulullah begitu memuliakan dan mencintainya.

    Julaibib tidak pernah melakukan pencitraan untuk membuatnya dihargai manusia. Ia cukup hidup lurus mengabdi pada Allah dan Rasulullah. Karena tidak ada yang lebih beruntung selain jadi manusia yang dicintai Nabi. Wajah tampan dan cantik bukan jaminan kemuliaan. Boleh jadi burukna rupa membuat hidup di dunia sering dihina, namun jika terus berjuang taati Allah dan Rasul-Nya, insya Allah kelak ia kan tempati syurga.


    0 comments

    Posting Komentar