Tepat di depan tempat ini, sedang ada presentasi dari ustadz, penyimaknya banyak, namun mataku lebih berfokus pada dua anak ini.
Dengan telaten, dia rawat kawannya. Air matanya keluar, bahkan setelah ia tau kawannya itu memaafkannya. Rasa bersalah dan penyesalan kepada temannya itu benar2 ia bayar dengan kasih sayang. Dia selimuti kawannya dengan jaket miliknya.
Baru kali itu saya melihat perilaku seorang laki2 yang selembut itu. Ia membersamai kawannya itu sejak ketika tak sengaja ia menyenggol kawannya yang kemudian jatuh dan terluka di pelipisnya, ketika setelah dapat pertolongan pertama, hingga diperiksakan ke dokter.
Rasa sesal dan tanggungjawab yang jarang sekali ditemukan pada diri seorang siswa tingkat smp.
Melihat sikap dia kepada temannya itu saja kami sangat terkagum. Apalagi kalau sampai dapat menyaksikan kesempurnaan sikap Rasulullah kepada para sahabatnya.
Dengan telaten, dia rawat kawannya. Air matanya keluar, bahkan setelah ia tau kawannya itu memaafkannya. Rasa bersalah dan penyesalan kepada temannya itu benar2 ia bayar dengan kasih sayang. Dia selimuti kawannya dengan jaket miliknya.
Baru kali itu saya melihat perilaku seorang laki2 yang selembut itu. Ia membersamai kawannya itu sejak ketika tak sengaja ia menyenggol kawannya yang kemudian jatuh dan terluka di pelipisnya, ketika setelah dapat pertolongan pertama, hingga diperiksakan ke dokter.
Rasa sesal dan tanggungjawab yang jarang sekali ditemukan pada diri seorang siswa tingkat smp.
Melihat sikap dia kepada temannya itu saja kami sangat terkagum. Apalagi kalau sampai dapat menyaksikan kesempurnaan sikap Rasulullah kepada para sahabatnya.
0 comments
Posting Komentar